Instagram

Ajaran Yesus Tentang Doa

“Berdoalah dengan tiada berkeputusan…”  (1 Tesalonika 5:17, NKJV)

Pemikiran kita tentang doa, benar atau pun salah, berlandaskan konsep kita sendiri tentang doa. Jika kita memikirkan tentang doa seperti napas dalam paru-paru kita dan darah dari jantung kita, kita berpikir dengan benar. Darah kita mengalir dan pernapasan kita berlanjut “dengan tiada berkeputusan” ; kita bahkan tidak menyadarinya, namun itu tidak pernah berhenti. Dan kita tidak selalu menyadari bahwa Yesus memelihara kita dalam kesatuan yang sempurna dengan Allah, tetapi jika kita mematuhi-Nya maka Dia selalu demikian. Doa bukanlah suatu latihan, doa adalah kehidupan orang kudus. Waspadalah terhadap apa pun yang menghentikan persembahan doa. “Berdoalah dengan tiada berkeputusan…” – peliharalah kebiasaan mempersembahkan doa dalam hati kita kepada Tuhan sepanjang waktu.

Yesus tidak pernah menyebutkan tentang doa yang tidak terjawab. Dia mempunyai kepastian yang tidak terbatas dalam mengetahui bahwa doa selalu terkabul. Apakah melalui Roh Allah kita mempunyai kepastian tentang doa, sama seperti yang dipunyai Yesus, ataukah kita tepikir akan saat-saat yang agaknya Allah tidak mengabulkan doa kita? Yesus berfirman, “…setiap orang yang meminta, menerima…” (Matius 7:8). Namun kita berkata, “Tetapi…tetapi…” Allah mengabulkan doa dengan cara yang terbaik-bukan hanya sewaktu-waktu, melainkan setiap waktu, meskipun mungkin tidak selalu sama seperti yang kita inginkan. Apakah kita berharap Allah mengabulkan doa?

Bahayanya ialah bahwa kita memperlemah ucapan Yesus dan mengartikannya dengan akal sehat. Akan tetapi, jika ucapan Yesus hanya berdasarkan akal semata, maka ucapan itu tidak akan bermanfaat. Sesungguhnya, ajaran Yesus tentang doa merupakan kebenaran adikodrati yang disingkapkan-Nya kepada kita.

 

*image by : https://cristovivegp.files.wordpress.com/2011/12/oracion1.jpg

 

Share! jika renungan ini memberkatimu.