Instagram

BERUBAHLAH

Roma 12:2 adalah: kita harus diubah oleh pembaharuan pikiran kita. Kita melihat kata diubah ketika kita mempelajari 2 Korintus 3:18. Kita melihat bahwa kita itu berarti perubahan batiniah karakter kita secara mendalam yang menghasilkan perubahan batiniah karakter kita secara mendalam yang menghasilkan perubahan lahiriah dalam perilaku kita. Yesus bersabda bahwa “dari dalam, hati orang,” timbul pikiran dan perbuatan jahat (Markus 7:21). Perubahan yang ditulis Paulus terjadi di dalam hati. Hati diubah sedemikian supa sehingga tidak lagi menghasilkan kejahatan semacam itu.

Kita melihat bahwa diubah dalam 2 Korintus 3:18 adalah kata kerja pasif, menunjukkan sesuatu yang dilakukan kepada kita (dalam kasus itu adalah Roh Kudus). Kita memperhatikan bahwa Roh kudus adalah agen perubahan atau pengudus. Kita tidak mengubah diri kita sendiri, sekalipun kita turut berperan dalam prosesnya.

NIV memakai kata transformed untuk kata berubahlah dalam Roma 12:2. Selain bernada pasif, kata ini juga bernada imperative suatu perintah, atau dalam kasus ini, suatu nasihat. Dalam bahasa inggrisnya nuansa imperative tidak lajim dikenakan pada kata kerja pasif. Ketika memberi perintah atau menghimbau seseorang melakukan sesuatu, biasanya kami memakai kata kerja aktif.

Jadi ketika Paulus menghimbau kita, “berubahlah oleh pembaharuan budimu.” Pada hakikatnya ia sedang berkata, “Bawalah dirimu ke dalam pengaruh Firman Allah yang mengubahkan.” Dengan sarana inilah kita dapat memulai mengembangkan pendirian yang berdasarkan Alkitab.

Nasehat Paulus juga diungkapkan dalam bentuk kini (present Tense). Artinya, kita harus terus membiarkan diri kita diubah. Ini adalah proses terus-menerus yang harus terjadi setiap hari dalam hidup kita. John Murray berkata, “Kita harus tetap berada dalam proses dimetamorfosakan oleh pembaruan pusat pikiran dan pembaruan kita. Bukan Cuma pikiran dan pemahaman kita yang perlu diubah, kasih sayang dan kehendak kita juga harus diubah. Tetapi hal itu dimulai ketika kita memahami kebenaran. Juru ulas abad ke-19 asal Skotlandia, John Brown, Menulis:

Pikiran dibarui ketika, di bawah pengaruh Roh Kudus, kebenaran dipahami dan dipercayai sedemikian rupa sehingga menggantikan pengabaian dan kesalaha yang sebelumnya Berjaya. Kebenaran yang dipahami dan dipercayainya kebenaran itu. Ketika manusia dibentuk untuk berpikir secara tepat dalam kaitan dengan dunia ini dan dunia yang akan datang-bagi Allah dan bagi sesama kita, umat manusia.

Share! jika renungan ini memberkatimu.