Instagram

Iman Yang Teruji

Jawab Yesus: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?”(Yohanes 11:40)

Setiap kali kita berusaha dalam kehidupan iman kita, kita akan menemukan sesuatu dalam situasi kita yang, dari segi akal sehat, akan dengan mutlak menentang iman kita. Akan tetapi, akal sehat itu bukan iman, dan iman bukanlah akal sehat. Malah sebenarnya, dua hal itu berbeda seperti perbedaan hidup lahiriah dan hidup rohani. Dapatkah Anda mempercaya Yesus ketika penalaran Anda tidak dapat mempercayai Dia? Dapatkah Anda berusaha dengan tabah atas dasar kata-kata Yesus, sementara kenyataan dari hidup penalaran Anda terus berteriak, “Itu semua bohong?” Bila Anda berada di puncak gunung kerohanian Anda, mudah untuk berkata, “Oh ya, aku percaya Allah dapat melakukannya,” tetapi Anda harus turun dari gunung menuju ke lembah dan menghadapi kenyataan yang memperolokkan kepercayaan Gunung Kemuliaan Anda (Lukas 9:28-42). Setiap kali ajaran iman kita mulai jelas dalam pikiran, kita menghadapi sesuatu yang bertentangan dengan hal itu. Dan begitu kita berkata, “Aku percaya Allah akan memenuhi segala keperluanku,” ujian iman kita dimulai (Filipi 4:19). Bila kekuatan kita habis dan penglihatan kita dibutakan, akankah kita bertahan sampai menang dalam ujian iman, atau kita akan kembali dalam kekalahan?

Iman harus diuji, karena iman hanya dapat menjadi milik kita yang akrab melalui pertentangan. Tantangan apakah yang sedang dihadapi iman kita sekarang? Ujian itu akan membuktikan apakah iman kita benar atau justru iman kita mati?. Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang tidak menolak Aku” (Matius 11:6). Hal yang terutama ialah keyakinan akan Yesus. “…kita telah menjadi bagian dari Kristus, asal saja kita berpegang teguh sampai akhirnya…” (Ibr. 3:14). Tetaplah percaya kepada-Nya maka semua akan menentang kita akan memperkuat iman kita. Ada ujian bersinambung dalam kehidupan iman sampai ke titik kematian jasmani kita, yang merupakan ujian besar terakhir. Iman adalah kepercayaan mutlak kepada Allah – kepercayaan yang tidak pernah dapat membayangkan bahwa Dia akan meninggalkan kita (Ibr. 13:5-6). Amin.

 

image by : http://1.bp.blogspot.com/-zFbyBQ37Vgs/U46Kjr8XOyI/AAAAAAAABmI/KoKYDp6P80g/w1200-h630-p-k-no-nu/1.jpg

Share! jika renungan ini memberkatimu.