Kebangkitan dan Penderitaan
Saya pikir kita membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekedar mengetahui bahwa Allah beserta kita dalam kesulitan kita. Kita juga pernah berharap bahwa penderitaan kita “tidak sia-sia”. Pernahkah Anda memperhatikan betapa putus asanya keluarga-keluarga yang kehilangan orang-orang yang mereka kasihi? Mereka berusaha memperbaharui hukum atau mengubah keadaan sosial yang menyebabkan kematian. Mereka perlu mempercayai bahwa kematian orang-orang yang mereka kasihi telah membawa kepada kehidupan yang baru, ketidakadilan telah membawa kepada keadilan yang lebih besar.
Bagi orang-orang yang menderita, iman Kristen memberikan mereka sumber kekuatan di dalam ajaran mengenai Salib dan fakta kebangkitan. Alkitab mengajarkan bahwa masa depan bukanlah sebuah “sorga” non material tetapi sebuah langit dan bumi yang baru.
Pandangan Alkitab mengenai segala sesuatu adalah kebangkitan bukan hanya sebuah penghiburan bagi kehidupan yang tidak pernah kita miliki melainkan sebuah pemulihan kehidupan yang selalu Anda inginkan. Hal ini berarti bahwa segala sesuatu yang buruk yang pernah terjadi tidak hanya akan diperbaiki melainkan akan menjadi kemuliaan dan sukacita yang lebih besar.
Secara lebih singkat C.S Lewis menulis:
Mereka berkata tentang penderitaan sementara. “Tidak ada kesenangan pada masa depan yang dapat menembusnya. “mereka tidak tahu bahwa Sorga, ketika didapatkan, akan menjangkau ke belakang dan mengubah semuanya bahkan penderitaan tersebut menjadi kemuliaan.
Inilah kekalahan kejahatan dan penderitaan yang ultimat. Kejahatan bukan hanya akan diakhiri tetapi juga dikalahkan sehingga apa yang telah terjadi hanya akan membuat kehidupan dan sukacita masa depan kita menjadi jauh lebih baik.
Penderitaan dan masalah yang kita hadapi saat ini hanyalah sementara, dan tidak bersifat kekal. Pengertian tentang penderitaan juga tidak selamanya mendatangkan keburukan, tetapi lewat penderitaan kita semakin bergantung penuh dan menginginkan Tuhan Allah lebih lagi. Hanya Tuhan yang kita inginkan, tidak ada hal lain, kecuali hanya Yesus.