Instagram

Kemenangan Didalam Kematian Kristus

“Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.”  (Lukas 22:19-20)

Dalam Injil Lukas 22:19-20, ini merupakan perintahkan oleh Tuhan Yesus Kristus untuk terus-menerus diperingati umat sebagai orang percaya. PASKAH atau JUMAT Agung Ini merupakan sebuah peringatan sakral  bagi umat kristen. Oleh karena itu penyebutan Jumat Agung amat sangat tepat untuk melukiskan karya agung Tuhan Yesus Kristus.

Taman Getsemani, menjadi saksi bisu pergumulan berat Tuhan Yesus Kristus dalam mengemban misi suci yang dengan sukarela dipilih-Nya. Di taman ini, di kala para murid tertidur lelap, Yesus justru bergumul sendirian dalam ketegangan yang tidak terbilang. Pergumulan atas cawan yang ditumpahkan karena dosa manusia. Yesus menaikkan doa yang menggambarkan pergumulan-Nya yang berat itu: “Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki ” (Matius 26:39). Yesus menangggung semua ini bukan karena Dia berdoasa. Tetapi karena kasih-Nya kepada kita.  Manusia tidak mengerti apa yang sedang dijalani-Nya. Yesus bergumul berat untuk menyelamatkan manusia, tetapi manusia justru tertidur lelap. Tuhan Yesus telah menang, Dia melewati jalan ketakutan yang mencekam.

Murka Allah adalah kematian manusia sebagai akibat dosa. Itulah sebabnya, supaya menyelamatkan dari kebinasaan akibat dosa harus ada yang menjadi korban. Yesus memilih itu dalam kerelaan-Nya (Filipi 2: 6-9) untuk menyelamatkan manusia dengan menjadikan diri-Nya sebagai korban penebusan. Perjalanan penderitaan Tuhan Yesus Kristus berakhir di Bukit Golgota. Di sana, dalam kehinaan salib, Dia disalibkan sebagai pendosa yang tidak pernah berbuat dosa. Dia menjadi terhina karena kehinaan manusia yang berdosa. Ditanggung-Nya semua dalam kerelaan kasih-Nya yang sangat besar.

Kematian yang berujung pada kebangkitan merupakan fakta yang tidak terbantah, tercatat dalam sejarah hidup manusia, dan memberi dampak nyata bagi kehidupan hingga kini. Paulus berkata, tanpa kematian tidak akan ada kehidupan. Dia mengambil realita biji yang tidak akan pernah menjadi pohon jika tidak memecah diri terlebih dahulu. Keberanian dan kerelaan biji terpecah menjadi kontribusi utama dalam menghasilkan sebuah pohon yang berbuah. Kematian Kristus adalah kerelaan berdasarkan kasih-Nya yang tidak terukur, yang memberikan harapan nyata dalam kebangkitan Nya.

Untuk itu Yesus menderita karena Dosa kita, kita juga harus menderita untuk Yesus Kristus. Makanya Paulus dengan tegas berkata dalam (Filipi 1:29) : “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia”.

Dengan kasih Ilahi yang penuh pengorbanan, Yesus menolak menyelamatkan nyawa-Nya sendiri. Dia mati agar dapat memberikan pengampunan atas dosa-dosa kita.  Amin.

 

*image by: http://www.katolisitas.org/memaknai-liturgi-jumat-agung/

Share! jika renungan ini memberkatimu.