Instagram

Ketaatan Mendengar

Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.” (1 Samuel 3:10)

Mendengar dengan cermat dan sungguh-sungguh kepada satu hal dari Allah bukan berarti mendengarkan semua hal yang diucapkan-Nya. Kita memperlihatkan kepada Allah kurangnya kasih dan hormat kita kepada-Nya dengan sikap tidak peka dari hati dan pikiran kita terhadap ucapan-Nya. Jika kita mengasihi sahabat kita maka secara naluri kita akan memahami keinginannya. Dan Yesus berkata, “Kamu adalah sahabat-Ku…” (Yoh. 15:14). Apakah kita tidak menuruti perintah Tuhan dalam minggu ini? Jika kita menyadari bahwa itu perintah Yesus, kita kita tidak akan sengaja untuk melanggarnya. Akan tetapi, kebanyakan diantara kita menunjukkan rasa tidak hormat kepada Allah karena kita sama sekali tidak mendengar Dia. Itu sama seperti Dia tidak pernah berbicara kepada kita.

Tujuan dari kehidupan rohani kita adalah keserupaan dengan Yesus Kristus sehingga kita selalu mau mendengarkan Allah dan mengetahui bahwa Allah selalu mendengarkan kita (Yoh. 11:41). Jika kita dipersatukan dengan Yesus Kristus, kita mendengarkan Allah sepanjang waktu melalui ketaatan mendengar. Sekuntum bunga, sebatang pohon atau seorang hamba Allah mungkin menyampaikan pesan Allah kepada kita. Yang merintangi pendengaran kita adalah perhatian kita yang tertuju pada hal-hal lain. Bukannya kita enggan mendengar Allah, namun kita sedang tidak memperhatikan segi yang tepat dari hidup kita. Kita sedang memperhatikan hal-hal lain dan bahkan pelayanan dan keyakinan kita sendiri. Allah boleh berbicara apa pun yang dikehendaki-Nya, namun kita tidak mendengarkan Dia. Sebaliknya, sikap seorang anak Allah haruslah selalu, “Berbicaralah, sebab hambamu ini mendengar.” Jika kita tidak mengembangkan dan memupuk ketaatan mendengar ini, maka kita hanya dapat mendengar suara Allah pada waktu tertentu saja. Pada waktu yang lain kita menjadi tuli terhadap suara-Nya karena perhatian kita tertuju kepada hal-hal lain – hal-hal yang menurut pendapat kita harus kita lakukan. Ini bukanlah kehidupan seorang anak Allah. Sudahkah kita mendengar suara Tuhan hari ini?

Share! jika renungan ini memberkatimu.