Instagram

Maksud Allah Bagi Hidup Kita

“Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti.” (Kisah Para Rasul 26:16)

Penglihatan yang diperoleh Paulus dalam perjalanan ke Damsyik bukanlah suatu pengalaman emosional sepintas lalu saja, melainkan penglihatan yang memberikan petunjuk yang jelas dan tegas kepadanya. Dan Paulus menyatakan, “Kepada penglihatan yang dari surga itu tidak pernah aku tidak taat” (Kisah Para Rasul 26:19). Tuhan  kita sebenarnya berkata kepada Paulus, “Seluruh kehidupanmu itu Kukuasai; engkau tidak mempunyai apa pun kecuali tujuan, cita-cita dan maksud-Ku.” Dan Tuhan juga berkata kepada kita, “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi…” (Yohanes 15:16).

Bila kita dilahirkan kembali dna benar-benar rohani, kita mendapatkan penglihatan mengenai rencana yang ingin diwujudkan Yesus atas hidup kita. Penting bagi kita untuk belajar selalu menaati penglihatan surgawi itu – untuk tidak meragukan bahwa hal itu dapat dicapai. Tidaklah cukup untuk membenarkan bahwa Allah telah menebus dunia, dan bahkan tidak cukup untuk mengetahui bahwa Roh Kudus dapat mewujudkan semua perbuatan Yesus menjadi kenyataan dalam hidup kita.

Kita harus mempunyai landasan hubungan pribadi dengan Dia. Kepada Paulus tidak diberikan suatu amanat atau doktrin untuk diumumkan. Dia dibawa kepada suatu hubungan dengan Yesus Kristus yang bersifat pribadi, jelas dan menguasai hidupnya. Kisah Para Rasul 26:16 menjelaskannya dengan sangat tegas, “…menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi…” Hal ini tidak mungkin terjadi tanpa adanya hubungan pribadi. Paulus mengabdi kepada seorang Pribadi, bukan kepada suatu tujuan tertentu. Dia sepenuhnya milik Yesus Kristus, tidak memandang apa pun lainnya dna tidak hidup bagi siapa pun lainnya. “Aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan” (1 Korintus 2:2). Amin.

Share! jika renungan ini memberkatimu.