Instagram

Menaati Perintah Agung

Saya menikmati persekutuan dengan Allah. Serangkali pagi-pagi saya bangun dengan perkataan ini dalam pikiran saya, “Aku mengasihi Engkau, Tuhan”.

Namun, untuk sesaat rasanya saya dapat mendengar Allah berfirman dengan suara yang lembut dalam pikiran saya, “benarkah?”setelah beberapa kali mengalami hal seperti itu, saya mulai merenungkan perkataan saya. Apakah maksud saya berkata, “ Aku mengasihi Engkau,Tuhan?” Mengapa saya mendapat kesan bahwa Allah mungkin tidak begitu terkesan dengan ungkapan kasih yang tulus kepada-Nya?

Ketika saya berkata, “Aku mengasihi Engkau, Tuhan,” saya mengungkapkan perasaan senang karena Allah dan antisipasi besar untuk bersekutu dengan Dia dalam saat teduh subuh saya. Saya hampir tidak menaati saat berganti pakaian. Saya ingin bersama Allah, menikmati firman-Nya, mencurahkan isi hati saya kepadaNya lewat doa, dan dalam perkataan Daud, “menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati baitNya (Mzm 27:4).

Saya merenungkan pertanyaan ini. Apakah artinya mengasihi Allah? Ini pertanyaan penting. Bagaimana Yesus bersabda bahwa perintah yang  terutama adalah “Kasihilah Tuhan Allah, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dan segenap akal budi” (Mat 23:37). berarti mengasihi Dia dengan seluruh keberadaan saya, dengan segala sesuatu yang ada pada saya. Jika saya harus mengasihi Allah dengan ketulusan yang total ini, maka saya perlu tahu artinya mengasihi Allah.

Untuk memahami apa yang disampaikan Allah kepada kita, kita perlu melihat konteks Ulangan 6:1-8. Inilah perintah kitab Suci.

Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, supaya seumur hidupmu   engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya  yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu. Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu. Amin, Gbu

Share! jika renungan ini memberkatimu.