Instagram

Mengenal Diri Sendiri

Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Yohanes 13:15)

Bagian Alkitab ini menggarisbawahi dan memberi contoh nyata, bahwa seseorang tidak mungkin dapat mengerti dan menerapkan kerendahatian, jika ia tidak mempunyai hubungan yang akrab dengan Tuhan. Bagian Alkitab tersebut mengatakan, “Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan… mengambil sehelai kain lenan dan mengikatnya pada pinggang-Nya” (Yohanes 13:3-4).

Disini kita melihat Yesus menerapkan kerendahatian. Namun, pertimbangkanlah pernyataan Yohanes berikut ini, yang didahului dengan keterangannya tentang tindakan Yesus yang randah hati itu, “Tuhan Yesus tahu.” Apakah yang diketahui-Nya? Ia tahu siapa diri-Nya yang sebenarnya – Anak Allah maka Ia mampu mengambil handuk dan membasuh kaki para murid-Nya.

Untuk menjadi rendah hati, mula-mula kita harus mengenal siapa kita dan siapa yang memiliki kita. Kita tidak akan mengetahui siapa kita sebelum kita mengenal siapa yang memiliki kita. Suatu kesalahan besar, bila orang yang memandang sikap rendah hati sebagai sikap menghina diri atau memandang rendah diri sendiri. Sikap rendah hati dimulai dengan pengertian pentingnya berakar di dalam Allah atau menyadari kemuliaan sikap tersebut. Orang-orang yang menganggap dirinya randah atau tinggi tidak berani rendah hati; mereka mengira akan kehilangan banyak hal jika mereka rendah hati. Kerendahhatian yang ditunjukkan Yesus merupakan pilihan. Tuhan kita, karena Ia menyadari keagungan-Nya dan hubungan-Nya dengan Bapa-Nya, memilih untuk membasuh kaki para murid-Nya. Menjadi milik Allah, membuat Dia agung – dan rendah hati. Ia rendah hati sebab Ia mulia, dan Ia mulia sebab Dia rendah hati. Amin.

 

*image by : http://menitdunia.blogspot.com/2016/11/12-fakta-tentang-jesus-kristus.html

 

Share! jika renungan ini memberkatimu.