Instagram

Menghadapi Kenyataan

Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan (Efesus 6:14).

Kalau menyinggung pemikiran yang kita yakin tidak mudah diterima oleh banyak orang Kristen, yaitu bahwa inti kekristenan bukanlah untuk memberikan hidup yang bebas dari persoalan, tetapi menanamkan secara dalam kenyataan yang memampukan kita mencari kehendak Allah, entah kita memahaminya atau tidak. Tetapi banyak orang Kristen modern (untung tidak semuanya) tidak ingin mendengar tentang hal ini. Mereka lebih suka orang yang memberi penekanan bahwa kemakmuran dan bebas dari masalah adalah apa yang disediakan Allah bagi mereka yang masihi Dia.

Itu Ide yang menarik bagi sifat jasmaniah kita, tetapi hanya ada satu hal yang salah – ini adalah pemikiran yang tidak benar. Tentu saja Allah Allah memberikan kemakmuran dan banyak orang tampaknya hidup tanpa mengalami masalah-masalah besar dan menekan. Tetapi bukan itu gambaran secara umum, baik sepanjang sejarah atau juga masa kini. Seseorang berkata, hidup Kristen adalah seperti lari rintangan – kita lari di tanah datar sebentar, dan kemudian tanpa kita sadari kita melayang di udara untuk melompati rintangan. Orang lain menggambarkan hidup Kristen seperti teh celup – tidak banyak berguna sampai dimasukkan ke dalam air panas.

Banyak orang yang bersikap bahwa ketika masalah datang kita harus, berpura-pura tidak ada masalah, dan masalah itu akan lenyap. Kita pikir ini adalah nasehat yang paling tidak masuk akal. Berpura-pura dan menyangkal bukanlah ciri Kristen. Penyangkalan adalah lawan dari kejujuran dan integritas, dan orang-orang Kristen harus menjadi orang-orang yang terbuka dan jujur dalam segala sesuatu. Tuntutan integritas adalah melihat apa yang benar. Kenyataan itu tidak perlu dipeluk, tetapi harus dihadapi. Amin.

 

*image by : http://www.jerrytrisya.com/wp-content/uploads/2013/12/direction.jpg

Share! jika renungan ini memberkatimu.