Instagram

Pemimpin Yang Menghamba

“…Yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.” (Lukas 22:26-27)

Yesus mengatakan dalam Lukas 22:26-27, “…Yang terbesar diantara kamu hendaklah mnejadi yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. …Tetapi Aku ada di tengah – tengah kamu sebagai pelayan.” Sesudah dihancurkan dan kemudian dijadikan serupa dengan gambar Allah (Roma 8:29), kita ada dalam posisi untuk melayani orang lain. Tuhan menginginkan kita menjadi pelayan ketika menjadi pemimpin. Karakter kita harus semakin mencerminkan karakter Kristus – kerendahan hati, kejujuran, dan integritas hanyalah beberapa diantaranya. Namun, karakter bukanlah tujuan untuk dikejar, melainkan sarana untuk kita jalani. Itulah adalah panggilan mulia seorang pemimpin.

Kehancuran pribadi kita menyingkapkan kebutuhan kita yang terus-menerus akan Allah dan ini mendorong kita untuk melayani dengan rendah hati. Selain itu, hal ini membuat kita berempati kepada orang lain dan ini merupakan sarana yang terhadapnya orang dapat mengindentifikasikan diri. Dalam kepedihan, kita menjadi nyata dan ini menghubungkan kita dengan orang lain dalam kesulitan mereka. Berbagi kegagalan membangun jembatan sedangkan semata-mata berfokus pada kesuksesan dapat membangun tembok. Kita harus belajar untuk menerima kelemahan kita dan juga kelemahan orang lain. Kehancuran menjadi sarana untuk melayani orang lain. Dan Kebaikan yang kita lakukan untuk melayani orang lain pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Amin.

 

Share! jika renungan ini memberkatimu.