Bagi kita, sulit (bahkan mustahil) untuk hidup focus kepada Allah tanpa menyisihkan waktu yang teratur untuk memusatkan pikiran kita kepadaNya. Yang paling popular adalah “saat teduh”. Saya tidak tahu sejarah atau dari mana munculnya istilah ini. Mungkin maksudanya dari pencetus istilah ini adalah memenangkan hati dan pikiran kita di hadapan Allah sehingga kita bisa “ mendengar” Dia berbicara kepada kita melalui firmanNya, dan kemudian berbicara kepada-Nya melalui doa-doa kita. Atau mungkin orang yang mencetuskan istilah ini sedang berpikir tentang pentingnya tempat dan waktu yang tenang dimana kita tidak terganggu oleh aktivitas-aktivitas disekitar kita. Apapun maksud awal orang mencetuskan istilah  ini, “ saat teduh” atau yang paling banyak digunakan untuk menggambarkan waktu khusus bagi persekutuan dengan Allah.

Istilah yang digunakan adalah “devosi” atau waktu untuk merenung. Istilah ini menunjukkan bahwa waktu yang disisihkan ini dikhususkan untuk persekutuan dengan Allah, melalui pembacaan Alkitab dan berdoa. Ada sejumlah buku dengan pembacaan Alkitab setiap hari atau meditiasi atau untuk membantu kita memutuskan hati dan pikiran kepada Tuhan. Saya menggunakan beberapa ayat injil untuk “ mengkhotbahkan kepada diri saya sendiri, termasuk Mzm 103:12, Yesaya 53:6, Roma 4:7-8, Roma 8:1. Ini semua adalah untuk mempertahankan Yesus Kristus adalah kebenaran kita.

Apapun istilah yang kita pakai, hal penting untuk diingat adalah waktu yang dikhususkan ini haruslah waktu untuk bersekutu dengan Allah. Tujuannya bukanlah membaca begitu banyak pasal Alkitab, meskipun kita juga membaca Alkitab. Tujuannya juga bukan untuk mendoakan seluruh daftar doa kita, meskipun kita harus berdoa. Tujuannya adalah untuk memiliki persekutuan dengan Bapa sorgawi kita, apapun kegiatan yang kita lakukan saat ini. Saya hanya bisa berkata bahwa Anda tidak bisa menjadi orang yang saleh tanpa menyediakan saat teduh yang teratur untuk bersekutu dengan Allah.

Tuhan Yesus Memberkati!

Share! jika renungan ini memberkatimu.