Instagram

Rahasia Allah

“Rahasia Tuhan diberitahukan-Nya kepada mereka yang takut akan Dia…” (Mazmur 25:14 NKJV)

Apakah tanda dari seorang sahabat? Apakah dia memberi tahu Anda dukacitanya yang tersembunyi? Tidak. Dia memberi tahu Anda rahasia sukacitanya. Banyak orang mau mengungkapkan dukacitanya yang tersembunyi kepada Anda, tetapi bukti dari keakraban ialah bila mereka membagi rahasia sukacita mereka dengan Anda.

Pernahkah kita mempersilahkan Allah memberi tahu kita tentang sukacita-Nya? Ataukah kita terus-menerus memberitahukan rahasia kita kepada Allah, tanpa memberi waktu kepada-Nya untuk berbicara kepada kita?  Pada awal kekristenan kita, kita memiliki banyak permohonan kepada Allah, tetapi kemudian kita mendapati bahwa Allah menginginkan kita menjalin hubungan akrab dengan Dia – supaya kita mengenal kehendak-Nya. Apakah kita sedemikian erat dipersatukan dengan gagasan doa Yesus Kristus – “Jadilah kehendak-Mu” (Matius 6:10) – Sehingga kita menangkap rahasia Allah? Yang membuat Allah sangat berharga bagi kita bukanlah berkat – berkat-Nya yang besar, melainkan hal-hal kecil karena itu menunjukkan keakraban-Nya  yang ajaib dengan kita – Dia mengetahui setiap rincian dari kehidupan kita masing-masing.

“Kepadanya Tuhan menunjukkan jalan yang harus dipilihnya” (Mazmur 25:12). Pertama-tama, kita ingin menyadari bahwa kita dituntun oleh Allah. Kemudian saat kita bertumbuh secara rohani, kita hidup sedemikian dekat dengan kesadaran akan Allah sehingga kita tidak perlu menanyakan tentang kehendak-Nya, karena pikiran  untuk memilih jalan lain tidak pernah terlintas pada diri kita. Jika kita diselamatkan dan dikuduskan, Allah menuntun kita melalui pilihan-pilihan kita sehari-hari. Dan jika kita hendak memilih hal yang tidak dikehendaki-Nya, maka Dia akan memberi kita rasa keragu-raguan atau pengekangan diri, yang harus kita hiraukan. Bila ada keragu-raguan, segeralah berhenti. Allah memberi petunjuk kepada kita dalam pikiran kita; yaitu, Dia sesungguhnya menuntun akal sehat kita. Dan bila kita menyerah pada ajaran dan tuntunan-Nya, maka kita takkan lagi merintangi Roh-Nya dengan terus-menerus bertanya ‘Tuhan, sekarang apakah kehendak-Mu?”

 

*image by : https://thehollysaint.files.wordpress.com/2012/05/home1.jpg

Share! jika renungan ini memberkatimu.