Instagram

Sukacita Dalam Berkorban

Karena itu aku suka mengorbankan milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk kamu. Jadi jika aku sangat mengasihi kamu, masakan aku semakin kurang dikasihi? (2 Korintus 12:15)

Pada saat “kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus” (Roma 5:5), dengan suka rela kita mulai menyamakan diri dengan perhatian dan maksud Yesus Kristus dalam kehidupan orang lain. Dan Yesus menaruh perhatian pada setiap orang. Dalam pelayanan Kristen kita tidak berhak dipimpin oleh perhatian dan hasrat kita sendiri. Sebenarnya, inilah ujian terbesar dalam hubungan kita dengan Yesus Kristus. Sukacita dalam berkorban adalah bahwa kita menyerahkan hidup kita untuk sahabat kita, Yesus (Yoh. 15:13). Kita tidak membuang kehidupan kita, tetapi dengan rela menyerahkan bagi Dia dan perhatian-Nya terhadap orang lain. Dan kita melakukan hal ini bukan untuk alasan atau maksud kita sendiri. Paulus mengorbankan hidupnya hanya untuk satu maksud – agar dia dapat memenangkan manusia bagi Yesus Kristus. Paulus selalu menarik manusia kepada Tuhannya, tidak pernah kepada dirinya sendiri. Dia mengatakan, “Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka” (1 Kor. 9:22).

Bila seorang menyangka bahwa untuk hidup suci dia harus selalu menyendiri dengan Allah, maka dia tidak lagi berguna bagi orang lain. Paulus adalah seorang yang suci, tetapi ke mana pun dia pergi dia selalu mengizinkan Yesus Kristus memakai hidupnya. Banyak diantara kita yang hanya menaruh minat pada tujuan kita sendiri, dan Yesus tidak diizinkan untuk memakai hidup kita. Akan tetapi, jika kita menyerah sepenuhnya kepada Tuhan, kita tidak mempunyai tujuan sendiri dalam melayani. Paulus berkata bahwa dia mengetahui cara menjadi sebuah “keset” tanpa merasa terhina, karena motivasi hidupnya adalah pengabdian kepada Kristus. Kita cenderung mengabdi kepada hal-hal yang lebih memberi kebebasan rohani kepada kita, bukannya kepada Yesus. Kebebasan bukanlah yang menjadi alasan bagi Paulus. Malah sebenarnya dia menyatakan, “Bahkan, aku mau tekutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku…” (Roma 9:3). Untuk seseorang yang sedang jatuh cinta, ini bukan pernyataan yang berlebihan. Dan Paulus mengasihi Yesus Kristus.

 

*image by : http://static.sabda.org/ebinaanak/BA_760_artikel_sukacita_anak.jpg

 

Share! jika renungan ini memberkatimu.