Instagram

Alasan Ketidakpuasan  

Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.’

_[Yeremia 2:13]

 

Mari kita luangkan waktu sejenak dan mencoba memahami beberapa alasan ketidakpuasan kita: 1) Mencari kebahagiaan di tempat yang salah. Tuhan berkata: ..’umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.’ (ay. 13). Ada kekosongan di dalam diri kita yang hanya dapat diisi oleh Tuhan, dan Dia akan melakukan-Nya, jika kita mengundang-Nya masuk. 2) Kegagalan untuk melayani orang lain. Bagaimana kita memperlakukan orang lain sering kali merupakan cerminan dari bagaimana perasaan kita tentang diri kita sendiri. Filsuf-penyair Eric Hoffer berkata: ‘Hal yang luar biasa adalah bahwa kita benar-benar mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri: kita berbuat kepada orang lain seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Kita membenci orang lain ketika kita membenci diri kita sendiri. Kita toleran terhadap orang lain ketika kita menoleransi diri kita sendiri. Kita memaafkan orang lain ketika kita memaafkan diri kita sendiri. Kita cenderung mengorbankan orang lain ketika kita siap untuk mengorbankan diri kita sendiri. Bukan hanya cinta pada diri sendiri tetapi kebencian pada diri sendiri yang merupakan akar dari masalah yang menimpa dunia kita.’ 3) Membandingkan diri kita dengan orang lain. Paulus menulis, ‘Bersukacitalah dengan mereka yang bersukacita’ (Roma 12:15). Ketika Anda membenci pencapaian atau tingkat berkat orang lain, sukacita mengalir keluar dari hidup Anda seperti saringan. Alkitab mengatakan, ’Kita seperti berbagai bagian tubuh manusia. Setiap bagian mendapatkan maknanya dari tubuh secara keseluruhan, bukan sebaliknya… Jadi karena kita menemukan diri kita dibentuk menjadi semua bagian yang terbentuk dengan sangat baik dan berfungsi luar biasa di dalam tubuh Kristus, mari kita terus maju dan menjadi seperti apa kita diciptakan, tanpa iri atau sombong membandingkan diri kita sendiri…atau mencoba menjadi sesuatu yang bukan diri kita’ (Roma 12:4-6).

Share! jika renungan ini memberkatimu.