Apakah Anda Keberatan Untuk Menunggu?

‘…Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang…’ Yakobus 1:4
Larry Moyer menceritakan suatu kisah tentang seorang sipir penjara yang bertanya kepada seorang narapidana yang menanti hukuman mati mengenai apa yang ia ingin makan sebagai makanan terakhir. Ia berkata, ‘Sebuah semangka yang besar.’ Sang sipir berkata, ‘Kamu pasti bercanda! Ini kan bulan Desember. Satu semangka pun belum ada yang ditanam, apalagi dipanen.’ Sang narapidana menjawab, ‘Tidak apa-apa, saya tidak keberatan untuk menunggu.’ Jadi, inilah pertanyaannya untuk kita: apakah Anda keberatan untuk menunggu? Bagaimana Anda bersikap saat segala sesuatunya tidak secepat yang Anda inginkan? Bersyukur, atau menggerutu? Seorang pendeta terkenal menulis, ‘Suatu ketika saya berada di sebuah toko dan telah menunggu lama dalam antrian panjang hanya untuk membayar satu barang yang saya hendak beli. Orang-orang di depan saya mengantri dengan tumpukan barang dalam kereta belanja mereka. Saya sempat melamun dan giliran saya diambil orang lain. Ketika tiba giliran saya, sang kasir melihat saya dan berkata, “Terima kasih atas kesabaran Anda. Sepertinya saya mengenal Anda…. Anda pengkhotbah di televisi itu kan? Saya mengenali Anda sejak Anda masuk ke toko ini.” Saya berpikir, “Apa yang terjadi seandainya saya marah-marah dan memaki-maki karena giliran saya diambil orang lain?” Ketidak-sabaran dapat berdampak langsung terhadap kesaksian kita.’ Ketika Anda memandang kesulitan hidup dalam cara pandang Allah, hal itu mengubah perasaan Anda terhadap situasi-situasi dimana kesabaran Anda diuji. Anda mulai melihat situasi-situasi tersebut sebagai kebaikan, dan bukan musuh bagi hidup Anda. Anda menyadari bahwa Allah mengijinkan situasi-situasi tersebut terjadi untuk mendewasakan Anda. Karena itu, ‘…Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna [tanpa cacat] dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.’
*image by : http://www.svdbiblecentre.org/readings/201407/20140720.php