Instagram

Belajar Dari Ester

Belajar Dari Ester

Bacaan Ester 2:8-18

Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti wasti. Ester 2:17.

Jika kita melihat kisah hidup Ester, maka kita akan melihat bahwa kisah hidup Ester ini mengalahkan kisah sinetron manapun di Indonesia. Dari seorang gadis yatim piatu bangsa Yahudi “yang merupakan bangsa buangan”, kemudian terpilih menjadi permaisuri, lalu mendapatkan ancaman pemusnahan massal bangsanya, dan kemudian bertindak untuk menyelamatkan bangsanya dan akhirnya menjadi pahlawan bagi bangsa Yahudi.

Ester merupakan gambaran dari jemaat Tuhan, bagaimana Ester akhirnya mampu menjadi permaisuri, yaitu mempelai raja Ahasyweros, sama seperti jemaat Tuhan pun nantinya akan menjadi mempelai Anak Domba.

Ada beberapa prinsip yang dapat kita pelajari dari Ester terkait bagaimana proses Ester mempersiapkan diri dari seorang anak yatim piatu sehingga akhirnya menjadi seorang permaisuri.

1. Ester memiliki hati dan kepribadian yang baik.

Ketika Ester mendaftar untuk seleksi menjadi permaisuri, Ester pun dibawa masuk ke dalam istana raja untuk mengikuti proses seleksi (ayat:8). Alkitab mengatakan bahwa di mata Hegai, penjaga para perempuan, Ester terlihat sangat baik pada pemandangannya dan menimbulkan kasih sayangnya (ayat:9). Tidak mungkin bila Ester merupakan orang yang arogan dan egois lalu dapat menjadi kesayangan dari orang lain. Hal ini juga berlaku sama dengan kita, yaitu kita sebagai umat-Nya harus memiliki hati dan karakter yang baik, sehingga Tuhan dapat berkenan kepada hidup kita.

2. Ester siap sedia mempersiapkan diri secara serius.

Ketika Ester sudah terpilih menjadi salah satu kandidat permaisuri, ia dirawat selama 12 bulan, hanya untuk memakai wangi-wangian (ayat:12). Kita dapat membayangkan bagaimana wanginya seorang calon permaisuri yang telah menjalani proses persiapan selama 12 bulan tersebut. Hal itu juga menjadi gambaran apa yang seharusnya kita lakukan sebagai umat-Nya, yaitu mempersiapkan diri untuk menjadi mempelai Tuhan.

Seperti yang tertulis dalam Injil (Mat 25:1-13), Ingatlah akan perumpamaan lima gadis bijaksana dan lima gadis yang bodoh, dimana gadis-gadis yang bijaksana memiliki persiapan minyak cadangan sehingga mereka dapat menyambut mempelai pria yang datang.

3. Ester memiliki penguasaan diri.

Ketika seorang gadis akan dibawa masuk untuk menghadap raja, maka ia dapat meminta apapun dan semua yang diminta akan diberikan kepadanya (ayat:13). Dengan kata lain, Ester dapat saja meminta apa saja termasuk harta, kekayaan, kedudukan, dan lain sebagainya, mengingat masa kecilnya mungkin sangat berat sebagai seorang yatim piatu. Akan tetapi Alkitab mengatakan bahwa Ester tidak menghendaki sesuatu apa pun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan dan hal tersebut dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia (ayat:15).

Demikian juga kita sebagai umat-Nya harus mampu memiliki penguasaan diri. Baca Roma 12:3, Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

4. Ester menyelesaikan pekerjaannya hingga selesai.

Ester tidak hanya berhenti sampai di seleksi selama 12 bulan tersebut, tetapi Ester melakukan apa yang seharusnya ia lakukan, ketika ia masuk menghadap raja, ia melakukan tugasnya dengan baik, sehingga raja Ahasyweros pun berkenan kepada Ester dan mengaruniakan mahkota permaisuri kepada Ester (ay:17).

Demikian juga hidup kita sebagai orang percaya harus hidup dan melakukan hal-hal yang berkenan kepada Tuhan. Baca Kolose 1:10, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah.

5. Ester memiliki dampak positif bagi orang lain.

Ketika Ester terpilih menjadi permaisuri, hal itu tidak hanya memiliki pengaruh positif bagi dirinya sendiri dan juga Mordekhai, atau bangsa Yahudi, tetapi karena terpilihnya Ester menjadi permaisuri, raja Ahasyweros jadi bermurah hari dengan menitahkan kebebasan pajak bagi daerah-daerah serta mengaruniakan anugerah kepada rakyatnya (ayat:18).

Demikian juga, kehidupan kita sebagai orang-orang percaya tidak boleh hanya berdampak pada lingkungan keluarga tetapi, juga harus keluar dan menjadi garam serta terang dunia.

Baca Matius 5:13-14, Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

Bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil!  Tidak ada rencana-Nya yang tak tergenapi!

Share! jika renungan ini memberkatimu.