Buah Roh

Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. — Galatia 5:22-23
Musim dingin belum kehilangan cengkeraman esnya di padang rumput Kanada ketika keluarga kami terbang ke California selatan untuk berlibur. Segera setelah tiba, kami menemukan pohon grapefruit di taman. Kami sering membeli jeruk bali di toko kelontong, tetapi pikiran untuk memetik jeruk bali langsung dari pohonnya dan memakannya langsung merupakan godaan yang tidak dapat kami tolak!
Tapi semua buah yang menggantung rendah sudah dipetik. Jadi salah satu putri kami, yang duduk di pundak saya, mengambil sebatang tongkat panjang dan mampu menjangkau cukup tinggi untuk merobohkan buah yang berair dan matang dari pohon. Belum pernah jeruk bali terasa begitu enak bagi kami!
Bertahun-tahun kemudian putri yang sama, sekarang sudah dewasa, duduk di pundak saya lagi untuk meraih pisang di pohon pinggir jalan di Hawaii. Kami memiliki pohon apel dan pohon pir di halaman belakang rumah kami sendiri, tetapi buah ini berbeda. Dari sudut pandang kami itu. . . baik, eksotis!
Bulan ini renungan harian kita akan berfokus pada buah—bukan buah yang tumbuh di pohon tetapi buah yang dihasilkan oleh Roh Kudus di dalam diri kita. Sementara jejak kasih, sukacita, kedamaian, kesabaran (kesabaran), kebaikan hati, kebaikan, kesetiaan, kelembutan, dan pengendalian diri hadir dalam hampir semua kehidupan setiap orang, sifat-sifat ini memperoleh dimensi yang baru dan bersemangat ketika kita berjalan sejalan dengan Roh. .