Instagram

Carilah Perkenanan Tuhan, bukan Perkenanan Orang

Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, dilindungi. _(Amsal 29:25)

Jika tujuan hidup Anda adalah untuk mendapatkan perkenanan orang, Anda tidak akan pernah benar-benar merasa aman. Mengapa demikian? Karena waktunya akan tiba ketika Anda melakukan sesuatu yang tidak mereka setujui; lalu apa? Alkitab berkata; “Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, dilindungi. (ay. 25).

Jika seseorang selain Tuhan dapat menentukan nilai Anda sebagai pribadi, seseorang itu dapat membuat Anda merasa seperti seorang tahanan kapan saja mereka memutuskan untuk melakukannya. Ketika opini seorang kritikus menjadi opini Anda sendiri, Anda hidup dalam penjara yang Anda buat sendiri. Hadapilah: beberapa orang yang Anda berusaha keras untuk mengesankan tidak akan pernah terkesan. Dan Anda harus menerima ini: dari sudut pandang Tuhan, itu tidak masalah. Mengetahui hal itu memungkinkan Anda untuk bekerja bersama orang lain tanpa membiarkan diri Anda dikendalikan oleh suasana hati mereka dan diatur oleh pendapat mereka.

Setiap kali Paulus pergi ke kota lain, orang-orang bertemu dan mendengarkannya untuk pertama kalinya. Beberapa dari mereka menyukainya, dan beberapa tidak. Dia menulis, ‘Untuk beberapa orang berkata, “Tetapi aku tidak mau kelihatan seolah-olah aku menakut-nakuti kamu dengan surat-suratku. Sebab, kata orang, surat-suratnya memang tegas dan keras, tetapi bila berhadapan muka sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti.”(2 Korintus 10:9-10). Jadi bagaimana Paulus menangani ini? Dia menulis, ‘Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.’ (Galatia 1:10).

Agar merasa aman dalam hidup dan terpenuhi dalam apa yang Anda lakukan, Anda harus mencapai tempat di mana Anda dapat melihat ke cermin dan berkata, ‘Saya dicintai dan disetujui oleh Tuhan, dan itulah yang penting!’

Share! jika renungan ini memberkatimu.