Dosa Bibir

Lalu kataku: “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.” (Yesaya 6:5)
Ayat ini mengungkapkan bahawa Yesaya menjadi sadar orang yang najis bibir, “katanya. F.E. Marsh , seorang guru Alkitab yang hidup lebih awal di abad ini dan yang buah pemikirannya merupakan bahan utama dalam edisi ini, “Dosa yang telah disadari, adalah dosa bibir. Dan tidak ada dosa lain yang lebih mudah untuk dilakukan daripada dosa ini.” Raja Daud mengakui telah dikecewakan dengan sifat-sifat manusia, sehingga pada suatu hari tanpa berpikir lagi ia mengatakan: “Semua manusia pembohon” (Mazmur 116:11). Dan Simon Petrus, yang pada suatu kesempatan dengan bibirnya telah mengucapkan kalimat “Saya tidak pernah meninggalkan Engkau,”kemudian menyangkal Tuhannya dengan bersumpah (Matius 26:72). Rasul Paulus juga tergesa-gesa dengan perkataannya ketika ia menyambut imam besar Allah sebagai “tembok yang dikapur putih-putih” (Kisah Para Rasul 23:3). Beberapa saat kemudian ia menarik perkataannya dan menyesali ketergesa-gesaannya.
Alkitab penuh dengan contoh-contoh orang yang dengan bibirnya mengeluarkan kata-kata yang mendukakan hati Tuhan. Gideon meragukan Tuhan dan mengutarakan ke hadapan-Nya kata-kata ketidakpercayaannya yang menakjubkan (Hakim-hakim 6:13). Yunus mengucapkan kata-kata yang pasti sangat menguji kesabaran Yang Mahakuasa ketika ia menuduh Allah menjebaknya (Yunus 4:1-4). Tetapi sama seperti Serafim (sebenarnya “pembakar”) menyentuh bibir nabi dan membuat penyucian seperti yang diinginkannya, demikian pula Roh Allah dapat membersihkan bibir kita juga. Tidak akan pernah cukup untuk kita memohon pengampunan atas ketergesaan atau kata-kata berdosa yang melintasi bibir kita; kita juga harus memohon kepada Allah untuk membakar bibir kita agar menjadi semakin berkurang dipakai sebagai alat berdosa.
Marilah kita pergunakan bibir kita untuk memuji Tuhan, Firman Tuhan memerintahkan agar kita memuji dan menyanyikan pujian bagi Tuhan dengan segenap hati kita. Mintalah kepada Tuhan dalam doa agar bisa menjaga bibir kita agar kita tidak berdosa dengan kata-kata yang tergesa-gesa dan tidak disengaja. Bibir kita perlu pembersihan, dan kita harus berani untuk mengakuinya dihadapan Tuhan. Amin.