Harus Bisa Menjadi Berkat

Sobat, dalam menjalani kehidupan ini kita selalu di hadapkan pada sebuah kebahagiaan dan masalah. Tidak jarang kita pasti pernah mengalami sebuah masalah yang membuat kita lupa dengan Tuhan dan akhirnya tidak dipakai Tuhan untuk menjadi berkat.
Pada topik renungan hari ini mengingatkan bahwa hidup harus bisa menjadi berkat, baik itu kecil dan besar berkat yang kita bagikan. Sehingga kita bisa memuliakan nama-Nya.
Nah, ini 2 tips dari Ester:
1. Memakai masalah sebagai suatu kesempatan
Mordekhai mengingatkan sang ratu Ester untuk datang kepada raja. Setiap masalah haruslah bisa dilihat sebagai suatu kesempatan dengan respon yang positif dan sukacita. Masalah bisa menghimpit kita dan membuat kita enggan dipakai Tuhan, padahal kita sering berdoa untuk dipakai Tuhan.
Sehingga pandanglah setiap masalah sebagai sebuah kesempatan dimana Tuhan bekerja. Ester harus diingatkan oleh Mordekhai bahwa di tengah situasi krisis ini, ada kesempatan untuk Ester mengambil bagiannya.
Namun, dikatakan dia ragu-ragu (Ester 4:10-14), sampai diingatkan oleh Mordekhai.
Akan tetapi Ester menyuruh Hatah memberitahukan kepada Mordekhai: “Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja.” Ketika disampaikan orang perkataan Ester itu kepada Mordekhai, maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi. Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.”
2. Tuhan punya maksud di mana pun umat-Nya ditempatkan
Tuhan punya maksud menempatkan Ester di istana. Tuhan selalu punya maksud di mana kita di tempatkan, dan dalam posisi apa pun sekarang. Dan kita bisa melihat bahwa dalam hal tersebut Ester takut.
Tujuan kita hidup adalah untuk kemuliaan Allah; kalau hidup mau menjadi berkat, harus bisa mengerti prinsip ini. Tuhan tidak sekadar kebetulan memanggil kita pada sebuah posisi di mana kita ditempatkan, atau diberikan potensi secara kebetulan.
Ester 4:15-17 menunjukkan mata Ester yang dibukakan dan dia mau melakukannya; bertindak, meskipun ada resiko yang harus diambil.
Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai: “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya.
Sehingga Pertanyaannya adalah apakah kita sudah hidup menjadi berkat?
Hidup harus bisa menjadi berkat dan tidak hanya mampu diucapkan lewat mulut, tetapi mampu untuk berkorban, bertindak dan mengabdi dalam situasi apa pun juga!
Seperti halnya dengan Ester, kita sebagai umat-Nya juga harus siap dan berani mengambil risiko untuk pekerjaan dan kemuliaan Tuhan.