Kemurahan Hati

Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. — Amsal 11:25
Kisah Para Rasul 20:35 mencatat bahwa Yesus berkata, “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” Tapi mengapa Dia mengatakan ini? Apakah karena bermurah hati terasa enak? Apakah karena kita merasa dihargai ketika kita memberi? Apakah karena “apa yang terjadi akan terjadi”?
Amsal 11:25 mengatakan bahwa orang yang murah hati akan beruntung. Dan apa artinya “makmur”? Kita cenderung memikirkan kemakmuran dalam istilah finansial, tetapi itu akan sangat membatasi. Dalam Alkitab, kemakmuran sangat berkaitan dengan kesejahteraan dan perkembangan, menikmati kepenuhan hidup seperti yang Allah maksudkan bagi kita.
Membaca bagian kedua dari ayat ini sangatlah penting: “Barangsiapa menyegarkan orang lain, ia akan disegarkan.” Ini bukan tentang keuntungan materi daripada tentang perawatan jiwa. Itu mengingatkan kita pada Mazmur 23, di mana Tuhan sebagai gembala kita menuntun kita “ke tepi air yang tenang” dan memulihkan atau menyegarkan jiwa kita.
Jiwa kita disegarkan melalui kemurahan hati karena ketika kita mencari kemakmuran, kesehatan, dan kesejahteraan orang lain, kita sendiri disegarkan oleh Yesus dalam prosesnya. Dia memberkati kita dengan kerendahan hati, sukacita, kesabaran, kebaikan, kebaikan, dan banyak lagi. Kita menjadi lebih seperti dia yang mengosongkan dirinya demi kita.
Kami memberi bukan agar kami bisa mendapatkan sesuatu sebagai balasannya. Kita memberi agar kita dapat mendekat ke hati Kristus.