Instagram

Masa Depan

Dimensi ketiga dari perspektif kita yang baru pada sejarah berhubungan dengan masa depan. Bagaimanapun juga kita tetap menunggu. Kita belum melihat bagaimana semua tujuan Allah menghasilkan kebaikan. Demikian, perjalanan waktu tetap menguji kebesaran kita. Dan bagi mereka yang tengah menderita, lamanya pencobaan bisa saja menjadi suatu kesempatan untuk protes kepada Allah. Alkitab, Allah menjanjikan kita bahwa di masa depan ia akan benar-benar terbukti dan kita akan benar-benar dilepaskan dari kejahatan. Sebagaimana yang telah kita nyatakan, polanya adalah menderita sekarang dan menerima kemuliaan belakangan.

Saat kemuliaan datang, yang jahat tidak akan makmur lagi dan yang benar tidak akan menderita lagi. Dari tempat kudus Allah (Mzm 73) kita melihat kemenangan Allah yang pasti. Lembaga-lembaga akan ditutup, dan gunung-gunung diratakan; yang sombong akan direndahkan, dan yang rendah hati akan ditinggikan (Yes 40:1)

Allah berkata kepada nabi Habakuk, yang protes tentang cara-cara Allah yang kelihatan tidak adil, pertama menunggu penghakiman Allah (Hab 2:2-3) dan, kedua, mengingat perbuatan Allah di masa lalu (Hab 3:16-17). Saat kita menanti masa depan dengan sabar, ini menolong kita mengingat cara-cara dimana Allah telah menunjukkan penghakimanNya di masa lampau.

Ketika masa depan yang merupakan puncak dari rencana Allah tiba, akan ada serombongan malakat dan orang-orang kudus yang dimuliakan yang bernyani kepada Allah akan kebenaran perbuataNya:

Besar dan ajaib segala pekerjaanmu, ya Tuhan Allah, yang maha kuasa! Adil dan benar segala jalanMu, ya Raja segala bangsa! Sipakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan namaMu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakimanMu. (Why 15:3-4)

Perhatikan tidak ada lagi keragua-raguan diantara hamba-hamba Allah tentang ajaibnya jalan-jalanNya. Tak seorangpun yang akan gagal takut akan Allah dan memuliakanNya. Mengapa? Karena tindakan-tindakanNya benar telah dinyatakan,saya menganggap konsumasi sejarah entah bagaimana caranya akan cukup menyatakan bahwa keraguan yang ada berkenan dengan kebaikan Allah semuanya akan terhapuskan dari kita. Alangkah ini berarti bahwa saat itu kita akhirnya akan menerima sesuatu jawaban defensif, selesai, teoritis, dan praktis atau problem kejahatan? Bukan begitu. Allah mungkin akan meutup mulut kita seperti ia menutup mulut Ayub, dan membukanya kembali dalam pujian. Mungkin kita bertemu muka dengan Allah, maka kita akan melihat sebuah wajah yang paling banyak dipercaya hingga semua protes kita akan hilang begitu saja. Atau mungkin seperti pada saat kita melihat seseorang yang lebih agung daripada Salomo yang lebih agung daripada Salomo, yang menghakimi seluruh dunia dengan keadilan yang sempurna, kita akan jadi enggan untuk mengemukakan kebingungan tentang sejarah pada masa lalu.

Bagaimanapun juga, kita boleh yakin bahwa pada hari terakhir nanti tidak aka nada problem kejahatan. Tidak adan ada lagi keraguan, tidak ada protes. Jika ada problem teoritis yang tertinggal, maka problem tersebut akan menjadi problem dimana kita akan hidup bersamanya. Dan jika jika kita percaya hari tersebut pasti akan datang, tidak dapatkah kita menjadi puas sekarang?

Sekali lagi, yang kita temui dalam Alkitab bukanlah solusi filosofis problem kejahatan, tetapi suatu penentraman hati yang besar, suatu motivasi untuk tetap percaya dan taat meskipun ada banyak kejahatan di dunia.

Share! jika renungan ini memberkatimu.