Instagram

Persahabatan Dengan Allah

“Yesus memanggil kedua belas murid-Nya…” (Lukas 18:31)

 

Langkah tegarnya Allah untuk mempercayai kita! Apakah kita berkata, “Tetapi Dia telah bersikap tidak bijaksana dalam memilihku, karena tidak ada yang baik dalam diriku dan aku tidak berharga”. Justru itulah sebabnya Dia memilih kita Selama kita menyangka bahwa kita berharga bagi-Nya, Dia tidak dapat memilih kita karena kita mempunyai maksud kita sendiri untuk melayani. Akan tetapi, jika kita mau mempersilahkan Dia membawa kita sampai ke batas akhir kekuatan kita sendiri, baru Dia dapat memilih kita untuk pergi bersama Dia “ke Yerusalem” (Lukas 18:31). Dan itu berarti penggenapan maksud-maksud yang tidak dibahas-Nya dengan kita.

Kita cenderung berkata bahwa karena seseorang mempunyai kemampuan lahiriah, dia akan menjadi orang Kristen yang baik. Masalahnya bukanlah kemampuan kita, melainkan kekurangan kita; bukan hal yang kita bawa, melainkan hal yang diletakkan Allah ke dalam kita; bukan soal kebaikan lahiriah kita, atau kekuatan watak, pengetahuan dan pengalaman – semua itu tidak berguna dalam hal ini. Satu-satunya hal yang penting ialah diikutsertakan dalam maksud Allah yang mendesak dan dijadikan sahabat-Nya (Kor. 1:26-31).

Allah bersahabat dengan manusia yang menyadari kemiskinannya. Dia tidak dapat melaksanakan apa pun dengan orang yang menyangka diri bermanfaat bagi Allah. Sebagai orang Kristen kita berada di dunia bukan untuk maksud kita sendiri, melainkan untuk maksud Allah, dan kedua hal ini tidaklah sama. Kita tidak mengetahui maksud Allah yang mendesak ini, tetapi apa pun yang terjadi, kita harus memelihara hubungan kita dengan Dia. Kita tidak boleh membiarkan apapun merusak hubungan kita dengan Allah. Akan tetapi jika sesuatu merusaknya, kita harus meluangkan waktu untuk membereskannya lagi. Segi terpenting dari kekristenan bukanlah pekerjaan yang kita lakukan, melainkan hubungan yang kita pelihara dan pengaruh serta manfaat yang dihasilkan oleh hubungan itu. Itulah saja yang diminta Allah dari kita untuk diperhatikan, dan justru hal itu pula yang terus-menerus diserang.

Share! jika renungan ini memberkatimu.