Yesus Penuh Kasih

Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: “Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku.”Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. [Lukas 22: 61-62]
Yesus telah memperingatkan Petrus bahwa sebelum ayam berkokok, dia akan menyangkal Yesus tiga kali (Lukas 22:34; Yohanes 13:38). Dan itulah yang sebenarnya terjadi pada malam Yesus ditangkap.
Bukankah sering terjadi bahwa, begitu kita jatuh, kita berubah dari buruk menjadi lebih buruk? Satu dosa menumpuk di atas yang lain. Bagi Petrus, satu penyangkalan mengarah ke yang lain, dan yang lainnya.
Segera setelah Petrus membuat penyangkalan ketiga, dia mendengar ayam jantan berkokok. Dan segera setelah itu, mungkin ketika dibawa dari rumah Imam Besar setelah ditanyai, Yesus bertatapan dengan Petrus. Kemudian Petrus teringat peringatan Tuhan, dan air mata pahit memenuhi matanya.
Seringkali air mata penyesalan kita mengungkapkan secercah harapan. Kita membayangkan seorang ibu yang menatap mata seorang anaknya yang telah berbuat salah. Anak itu berbalik, tetapi ibunya berkata, “Lihat aku!” Anak itu melihat rasa sakit dan cinta di mata ibunya dan mulai menangis. Tampilan cinta dari ibunya melembutkan hati anak itu.
Pandangan cinta Yesus menembus hati Petrus. Kegagalan tidak harus final. Pernahkah Anda menangis dengan sedihnya saat menghadapi konsekuensi dari dosa Anda? Mungkin bacaan renungan hari ini seperti kokok ayam jantan, mengingatkan Anda bahwa mata Yesus yang penuh kasih tertuju pada Anda.