Instagram

Sengsara Menantiku

“Tetapi akau tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang injil kasih karunia Allah (Kis 20:21).

Seluruh hidup Paulus merupakan pengalaman dari satu resiko yang penuh tekanan ke resiko lainnya. Ia berkata dalam Kisah 20:23, “Roh kudus bersaksi kepadaku dalam setiap kota bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.” Tetapi ia tidak pernah tahu dalam bentuk apakah semuanya itu akan terjadi, atau kapan semuanya terjadi, atau oleh siapakah itu semua terjadi. Paulus telah memutuskan untuk mempertaruhkan nyawanya di Yerusalem dengan pemahaman penuh tentang apa yang mungkin terjadi. Apa yang telah di tanggungnya membuat ia tidak ragu tentang apa yang akan terjadi di Yerusalem.

Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh  kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu,  tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota,  bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat (2 Kor.11:24-28).

Apa artinya ayat ini? Artinya adalah Paulus tidak pernah tahu dari mana asalnya pukulan berikutnya. Setiap hari ia mempertaruhkan nyawanya untuk kepentingan Allah. Jalan-jalan darat tidak aman. Sungai-sungai tidak aman. Bangsanya sendiri, orang Yahudi, tidak aman. Bangsa-bangsa lain tidak aman. Kota-kota tidak aman. Padang gurun tidak aman. Laut tidak aman. Bahkan orang-orang yang disebut Kristen tidak aman.

Ia mempunyai dua pilihan: menyia-nyiakan hidupnya atau hidup dengan resiko. Dan ia menjawab pilihan itu dengan jelas “Tetapi akau tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang injil kasih karunia Allah (Kis 20:21). Ia tidak perah tahu akan apa yang terjadi setiap hari. Tetapi jalan Kalvari memanggil dan ia mempertahankan hidupnya setiap hari. Dan itu tepat!

Tuhan Yesus Memberkati!

Share! jika renungan ini memberkatimu.